Saat ini, masyarakat cenderung mengutamakan kepraktisan, salah satunya menggunakan sedotan plastik. Penggunaan sedotan plastik di Indonesia mencapai 93,2 juta batang per harinya. Hal ini terus meningkat signifikan sejalan dengan bertambahnya jumlah populasi manusia. Berbagai inovasi pengganti sedotan plastik telah dilakukan, salah satunya sedotan kertas. Namun, produksi sedotan kertas masih terpaku bahan baku kayu. Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah padat terbesar dalam pengolahan kelapa sawit dengan kandungan selulosa tinggi. Potensi ini diproyeksikan sebagai bahan baku pembuatan biodegradable palm straw yang dinamai BIOSTRAW. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pembuatan, mengetahui hasil dari uji selulosa, uji pati kristalin, dan uji karakteristik produk, serta mengetahui pengaruh rasio selulosa, pati kristalin, dan kitosan terhadap karakteristik dan kualitas BIOSTRAW. Metode yang digunakan pada pembuatan BIOSTRAW adalah thermopressing dengan setting suhu 120°C selama 100 menit. Kualitas BIOSTRAW dapat diketahui dengan melakukan uji bahan baku pada pulp TKKS dan pati kristalin yang sesuai standar SNI serta uji karakteristik produk meliputi uji ketahanan air, uji kuat tarik, uji biodegradasi, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Penelitian ini menghasilkan ketahanan air BIOSTRAW sebesar 68,51% - 87,54%; kuat tarik sebesar 0,75 MPa - 8,254 MPa; biodegradasi sebesar 10,012% - 8,254%; secara mikrobiologi tidak mengandung jamur; berwarna coklat, dan tidak berasa. Dengan adanya inovasi BIOSTRAW berbasis TKKS dengan penambahan pati termodifikasi ini, diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti sedotan sedotan kertas yang ramah lingkungan.